Desa Tanjung adalah sebuah Desa yang terletak di pinggir sungai Musi,
yang mana di tengah sungai tersebut terdapat bebatuan di saat musim
kemarau. Masyarakat desa sering meneyebutnya pulau, mungkin karena
bebatuan tersebut terdapat di tengah-tengah sungai Musi.
Sekitar tahun 1930, Belanda masuk ke desa tersebut. Pada masa itu
masyarakat Tanjung dalam koloni Belanda. Konon, banyak sekali mobil
berkepala buaya yang melin
tasi desa tersebut, entah kemana arah tujuan mobil tersebut. Yang jelas
sampai saat ini jalan yang ada di desa Tanjung masih ada bekas
peninggalan belanda. Bukan hanya jalan, jembatan yang ada di sepanjang
jalan tersebut, masih ada peninggalannya dan yang masih utuh sampai
sekarang adalah jembatan Kungku, yang terletak di atas sungai Kungku (
anak sungai Musi ). Jembatan Kungku ini di buat pada tahun 1940, sampai
sekarang jembatan tersebut masih kokoh dan tidak ada yang berubah dari
jembatan tesebut, karena sampai saat ini pihak Pemerintah belum
merenovasi hasil dari peninggalan Belanda ini.
Hasil dari peninggalan Belanda ini, saat ini, sangat berguna sekali bagi
masyarakat Tanjung sebagai alat transportasi jalan antar desa. Dari
tahun ke tahun masyarakat yang ada di seberang sungai Musi pindah ke
seberang, karena mayoritas penduduk desa Tanjung bekerja diseberang
sungai Musi yang setiap hari harus menggunakan perahu untuk bekerja.
Pada tahun 1952 masyarakat tanjung mendirikan masjid untuk melakukan
sholat jum’at secara berjamaah. Dengan mendirikan masjid ini, mereka
tidak perlu bolak-balik menyeberangi sungai Musi untuk melakukan sholat
jum’at secara berjamah. Setelah berdirinya Masjid masyarakat Tanjung
jadi terbagi dua, yang baru pindah di disebut Desa Tanjung Baru
sedangkan yang menetap ( tidak pindah ) di sebut Desa Tanjung Lama.
No comments:
Post a Comment