fg

Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Translate

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutch

RussianPortugueseJapaneseKoreanArabic Chinese Simplified

Wednesday, 6 May 2015

GUGATAN MASALAH HUBUNGAN KERJA (PHK) IbrahimTamimi

Sebelumnya saya ingin bercerita sedikit masalah pengalaman saya sewaktu bekerja di salah satu perusahaan, mungkin pengalaman saya ada kemiripan dengan rekan2 blogger. Jadi pada awal saya bekerja, belum ada yang namanya kontrak kerja dan setelah bertahun-tahun bekerja baru ada yang namanya kontrak kerja tiga bulan.

Tiga bulanpun berlalu kontrak kerjapun berakhir masalahpun semangkin rumit. Setelah menerima surat berakhirnya masa kontrak dan surat pengalaman kerja otomatis yang di Tanya masalah pesangon, itu karena sesuai dengan UU no. 13 tahun 2003 pasal 156 ayat 1 “Dalam      hal  terjadi  pemutusan      hubungan      kerja,  pengusaha     diwajibkan      membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya   diterima”. Permasalahannya gara2 kontrak tiga bulan, kerja yang bertahun-tahun jadi hilang bak kemarau setahun diterpa hujan sehari…hehehheeh.. tapi jangan putus asa dulu sobat, masih banyak jalan menuju Roma. Berhasil atau tidak itu urusan belakangan jangan kalah sebelum perang..hehehehe

Dalam UU No. 2 tahun 2004 pasal 1 sudah dijelaskan tentang perselisihan ada beberapa tahap yang harus kita tempuh:
1. Bipartit
2. Mediasi---------Mediator
3. Konsiliasi--------Konsiliator
4.  Arbitrase--------Arbiter

1. Secara BIPARTIT
   Pasal 3 uu no. 02 tahun 2004 telah dijelaskan bahwa Perselisihan Hubungan Industrial wajib          diupayakan terlebih dahulu melalui perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai mufakat. dan perundingan ini harus diselesaikan paling lama 30 hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan dan apabila dalam jangka waktu 30 hari tsb salah satu pihak menolak untuk berunding atau telah dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan, maka perundingan bipartit dianggap gagap gagal.
Berikut contoh surat bipartit, risalah perundingan, surat permohonan dan surat kuasa untuk perusahaan: silakan di unduh bagi yang membutuhkan atau download di sini

Andai kata perundingan bipartit tsb mencapai kata sepakat maka ke dua belah pihak harus menanda tangani surat kesepakatan bersama (SKB).

2. Secara MEDIASI 
Apa itu Mediasi & Mediator?
Mediasi adalah penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang netral.

Mediator adalah pegawai instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan yang memenuhi syarat2 sebagai mediator yang di tetapkan oleh Menteri untuk bertugas melakukan mediasi dan mempunyai kewajiban memberikan anjuran tertulis kepada para pihak yang berselisih untuk menenyelesaikan perselisihan hak, kepentingan, PHK dan perselisihan antar serikat pekerja/ serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

UU No.02 tahun 2004 pasal 8 dijelaskan bahwa penyelesaian perselisihan melalui mediasi dilakukan oleh mediator yang berada di kantor instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan kabupaten/kota.
Dalam waktu selambat-selambatnya 7 hari kerja setelah menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan, mediator harus sudah mengadakan penelitian tentang duduknya perkara dan segera mengadakan sidang mediasi.
Pasal 11 ayat 1 dan 2 mediator dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir dalam sidang mediasi guna diminta dan didengar keterangannya. biaya dan akomodasi yang besarnya ditetapkan dengan keputusan menteri bagi saksi2 atau saksi ahli.

Apabila telah tercapai kesepakatan secara mediasi, maka dibuat perjanjian bersama yang ditanda tangani oleh para pihak dan disaksikan oleh mediator serta didaftar di PHI pada Pengadilan Negeri untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran sesuai dengan pasal 13 ayat 1 dan 2 uu no. 02 tahun 2004.
Dalam pasal 13 ayat 2 kalau memang tidak tercapai kesepakatan mediasi, maka ada beberapa tahap yang harus dilakukan silakan klik disini untuk mengetahuinya. Dalam pasal 13 ayat 3 huruf b UU no. 02 tahun 2004 apabila salah satu pihak tidak menanda tangani/melaksanakan perjanjian bersama, maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada PHI pada Pengadilan Negeri di wilayah perjanjian bersama didaftar dan selambat2nya dalam waktu 30 hari sejak menerima pelimpahan mediator telah menyelesaikan tugasnya.

3. Secara KONSILIASI
   Bersambung.........

CONTOH SURAT:


                                                                                                          Tanjung,………………….2015
Kepada Yth:
Bpk Pimpinan PT. ……………………………………
Kec. ………………………………………
DI-
TEMPAT
Perihal : Perselisihan Bipartit PHK
Dengan Hormat
Dengan ini mengajukan permohonan untuk penyelesain masalah PHK kami dengan Bapak Pimpinan PT. ………………………………… yang diberhentikan sesuai dengan surat pengalaman kerja kami masing-masing (copy terlampir). Saya dan kawankawan memandang adanya rekayasa yang saudara lakukan, yaitu sbb:
1.      Awal kami bekerja tidak ada perjanjian kontrak antara perusahaan dengan pekerja/ buruh, tetapi setelah bertahun-tahun kami bekerja perusahaan baru mengeluarkan surat kontrak kerja.
2.      Perjanjian kerja yang dibuat oleh perusahaan pada tanggal ………………. dan berakhir …………. itu hanya rekayasa dari perusahaan, hal ini dapat dibuktikan bahwa perusahaan telah mengakui masa kerja kami dengan mengeluarkan Surat Keterangan Pengalaman Kerja.
3.      Berdasarkan surat pengalaman kerja tersebut, maka kami akan menuntut hak pesangon dan hak-hak lainnya sesuai peraturan undang-undang  Ketenagakerjaan yang berlaku.
Maka saya selaku penerima kuasa, mengajukan bipartit perihal tersebut diatas pada :
         Hari/ Tanggal                        :  ………………………….
         Jam                                          :                                   ………………………….
         Tempat                                 :  Ruang rapat PT………………………
         Perihal                                  :  Perundingan PHK
Apabila jadwal yang saya ajukan pihak PT. ……………………………… dapat/ tidak berkenan untuk dapat dikomfirmasi kepada saya via hp no:0852-67xxxxxx (Sdr Ibrahim Tamimi) dan apabila tidak ada komfirmasi kesediaan, maka kami menganggap tidak bersedia untuk bipartit.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
                                                                                                                     Tanjung, ………………
                                                                                                                     Hormat saya
                                                                                                                    
                                                                                                                     IBRAHIM TAMIMI
Tembusan:
1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2. Arsip
RISALAH PERUNDINGAN
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL SECARA
BIPARTIT
Nama Perusahaan                                      : 
Alamat Perusahaan                                   : 
Nama Penerima Kuasa                              :                                        
Alamat Penerima Kuasa                            : 
                                                                 
Tanggal dan Tempat Perundingan            : 
Pokok Masalah/ Alasan Perselisian           : 
Pendapat Pekerja                                      :……………………………………………………..….
:  …...…………………………………………………………………………………………...….
:  ...………………………………………………………………………………………..……….
:  …………………….........................................................................................................................
   ……………………………………………………………………………………………...……
   …………………………………………………………………………………………………..
Pendapat Pengusaha                                 :  ……………………………………….……………...
   ……………………………………………………………………………………………..……
   …………………………………………………………………………………………………..
   ………………………………………………………………………………………………..…
   ………………………………………………………………………………………………..…
   ……………………………………………………………………………………………...……
Kesimpulan Hasil Perundingan                 :
   …..…………………………………………………………………………………….……… ………..…………………………………………………………………………………..…
   …………………………………………………………………………………………………….
   …………………………………………………………………………………………………
                                    Pihak Pengusaha                              Pihak Pekerja/ buruh
                                    ………………….                            ………………………
S U R A T  K U A S A
Yang bertanda tangan dibawah ini:
1..     Nama                                          : 
         Tempat Tanggal Lahir                : 
         Jenis Kelamin                             :                                   
         Alamat                                       : 
2.      Nama                                          : 
         Tempat Tanggal Lahir                : 
         Jenis Kelamin                             :                                   
         Alamat                                       : 
         Serta Eks-Karyawan PT. ……………………… yang beralamat ……………………………………… nama yang tersebut diatas menerima kuasa:
U N T U K
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Bertindak untuk dan atas nama karyawan untuk mengurus masalah PHK dari PT …………………….., mulai dari tingkat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab Musi Rawas, Pengadilan Gabungan Industrial Palembang dan Instansi lain yg berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Diberi wewenang untuk menanda tangani surat-surat dan menerima hak hak karyawan baik berupa pesangon dan hak hak lainnya.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Surat kuasa ini dapat di subsitusi/pergantian kepada pihak lain yang di anggap mampu untuk menyelesaikan masalah ketenagakerjaan.
Demikian surat kuasa ini untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinnya
                                                                                                            Tanjung, ………………..
Yang memberi kuasa:                                                                           Yang menerima Kuasa          
……orang eks-karyawan
(dafrar nama terlampir)
                                                                                                   …………….       ………………

No comments:

Post a Comment